Rabu, 07 Oktober 2009

Cultural Antropologi

DAFTAR ISI
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Identifikasi Masalah 2
1.3. Perumusan Masalah 3
1.4. Tujuan Penulisan 3

Bab 2 KERANGKA TEORITIS
2.1. Definisi Antropologi
2.1.1. Definisi antropologi secara etimologis 4
2.1.2. Definisi antropologi secara konseptual 4
2.1.3. Definisi operasional 5
2.1.4. Instrumen variabel teori antropologi 5
2.2. Definisi Kebudayaan
2.2.1. Definisi kebudayaan secara etimologis 6
2.2.2. Definisi kebudayaan secara konseptual 6
2.2.3. Definisi operasional 7
2.2.4. Instrumen variabel teori kebudayaan 7

Bab 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Budaya – budaya Etnis sebagai Latar Belakang Budaya Nasional 8
3.2 Di masa Kita Sekarang 8
3.3 Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa
3.3.1 Budaya Nasional yang supraetnis 9
3.3.2 Budaya Modern Nasional yang supraetnis 12
3.4 Penerapan 7 Unsur Kebudayaan terhadap Kebudayaan suku Bgu 14

Bab 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan 15


DAFTAR PUSTAKA 16

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perubahan-perubahan yang begitu cepat terjadi dalam hampir semua aspek kehidupan ini memerlukan suatu pemikiran yang menyeluruh mengenai budaya. Era kita sekarang ini, yang lebih terkenal dengan sebutan era globalisasi, menurut salah satu pemahaman telah menyatukan seluruh umat manusia dalam satu dunia (global village) dimana tembok-tembok pemisah baik secara alami maupu buatan, mulai memudar berkat kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi. Implikasi semua perubahan yang terjadi dalam era globalisasi sekarang ini terlihat dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap budaya bangsa yang terdapat di dunia ini. Dengan gambaran singkat tersebut sebagai latar belakang pembicaraan kita tentang pengembangan budaya Indonesia, makan kita akan mencoba mempelajari arah pengembangan budaya Indonesia berdasarkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu bangsa yang mandiri dan berdaulat dan juga persyaratan-persyaratan lain yang harus dipenuhinya agar ia dapat mempertahankan eksistensinya. Persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan yang berdimenasi ke dalam (intern bangsa) dan berdimensi ke luar (global).

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1.2.1 Setelah merdeka selama 50 tahun lebih, sudah sejauh manakah kita mengembangkan budaya bangsa kita yang berlandaskan pancasila dan bermuka Bhinneka Tunggal Ika tersebut sehingga benar-benar dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
1.2.2 Budaya modern yang bagaimanakah yang harus dikembangkan agar bangsa Indonesia dapat menjawab tantangan dan menggunakan peluang yang dibawa oleh Era globalisasi dan juga dalam memasuki abad ke-21 yang sudah di ambang pintu tersebut sehingga bangsa Indonesia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa yang unggul dan jaya.



1.3 PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana perkembangan budaya nasional Indonesia sebagai budaya modern yang supraetnis?

1.4 TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan budaya nasional Indonesia sebagai budaya modern yang supraetnis

BAB 2
KERANGKA TEORITIS
2.1 Definisi Antropologi
2.1.1 Definisi Antropologi secara etimologis
Menurut etnologinya kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia

2.1.2 Definisi Antropologi secara konseptual
• William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
• David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
• Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
• Geertz
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
• Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2
Antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
• Augusta Comte
Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang Antropologi.
• Darwin
Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.

2.2.3 Definisi Antropologi secara Operasional
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan ( cara – cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai ) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

2.2.4 Instrumen Variabel
VARIABEL TEORI DIMENSI INDIKATOR
ANTROPOLOGI MANUSIA Perilaku manusia
Keanekaragaman manusia
Keterbatasan manusia
Perkembangan manusia
Potensi manusia
JENIS Antropologi Antropologi fisik
Antropologi budaya
Antropologi biologi
Ilmu Sosial
Sistem sosial
ASAL ANTROPOLOGI Teori rasial
Ilmu Sosial
Perbedaan biologis
Ciri fenotif
Potensi manusia

2.2 Definisi Kebudayaan
2.2.1 Definisi Kebudayaan secara etimologis
Budaya atau kebudayaan (berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah) yang merupakan bentuk jamak dari ”buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia.

2.2.2 Definisi Kebudayaan secara konseptual
• Koentjaraningrat
Pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurnya, dan karenanya hanya bisa dicetuskan setelah melalui proses belajar. Kebudayaan dapat digolongkan kedalam tiga kelompok :
1. Wujud Ideal : Meliputi gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan, dsb
2. Wujud sistem sosial : Pola kelakukan manusia dalam masyarakatnya
3. Wujud Fisik : Merupakan benda-benda hasil karya manusia, termasuk produk arstektur.
• Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religus, dan lain lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
• Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat dari seseorang sebagai anggota masyarakat.
• Selo Soemardjan dan Soelaiman
Kebudayaan adalah sarana hasil cipta masyarakat
• Van Peursen
Kebudayaan adalah endapan dan karya manusia

• Geertz
Apa itu kebudayaan? Geertz dalam mendefinisikan konsep kebudayaan berhutang pada Weber. Menurutnya, manusia ibarat laba-laba yang hidup tergantung dalam jejaring makna yang dirajutnya sendiri. Budaya ibarat jejaring itu. Dan analisis yang dibangun untuk melihat apa itu budaya, dengan demikian, bukanlah model ilmu eksperimental yang bertujuan menguak hukum-hukum, tetapi sebuah model penafsiran yang tujuannya mencari makna.

2.2.3 Definisi Kebudayaan secara operasional
Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan manusia sebagai mahluk yang berkebudayaan, dapat berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditunjukkan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.2.4 Instrumen Variabel
VARIABEL TEORI DIMENSI INDIKATOR
KEBUDAYAAN MANUSIA Pengetahuan manusia
Usaha manusia
Buah budi manusia
Karya manusia
Hubungan antar manusia
NILAI Struktur sosial
Religius
Nilai
Norma
Ilmu pengetahuan
KANDUNGAN KEBUDAYAAN Pengetahuan manusia
Kepercayaan
Kesenian
Moral
Adat istiadat


BAB 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Budaya – budaya Etnis sebagai Latar Belakang Budaya Nasional.
Gambaran bangsa Indonesia adalaha bangsa yang terbentuk dari berbagai suku, ras, bahasa, budaya, dan agama, yang tersebar di ribuan pulau. Kenyataan bahwa Indonesia adalah bangsa yang pluralistik harus kita akui dan hormati. Dalam UUD 1945, ada pernyataan bahwa kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budidaya rakyat Indonesia seluruhnya. Usaha kebudayaan harus mengarah kemajuan abad. Walaupun ada beberapa kelompok yang belum bisa menerima pernyataan ”visi yang jauh ke depan” seperti misalnya orang Batak, yang selalu melaksanakan adat Batak saat upacara perkawinan.

Perkembangan budaya – budaya etnis ialah ketika peradaban budaya barat mulai masuk, masih ada suku yang masih belum lepas dari zaman batu. Ada suku yang telah mengenal tulisan dan sastra tulis, dan ada yang hanya mengenal bahasa lisan saja. Ada suku yang telah menggunakan sistem perairan dalam bersawah, dan ada yang masih berladang dengan berpindah-pindah. Bahkan, ada yang masih hidup dengan hasil berburu, dan meramu hasil – hasil hutan.
Dari keanekaragaman di atas, dapar dilihat adanya lapisan – lapisan yang memberikan persamaan pada budaya – budaya itu.

Dalam kerangka mengembangkan budaya nasional yang supraetnis, kita hendaknya bersikap adil dan arif. Dan perlu mempertimbangkan, apakah budaya – budaya yang sudah jauh terbelakang masih harus dipertahankan? Karena balik lagi pada UUD 1945, bahwa kebudayaan harus mengarah pada kemajuan abad.

3.2 Di masa Kita Sekarang...
Ditinjau dari berbagai aspek kehidupan, adalah satu kenyataan yantg tidak dapat disangkal bahwa kehidupan bangsa Indonesia sudah jauh berbeda sejak proklamasi sampai dengan Orde Baru sekarang ini. Di bidang ideologi misalnya, bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Dengan kata lain, apa saja yang kita lakukan harus selalu diukur dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila pancasila tersebut. Itulah sebabnya kita menyatakan bahwa pembangunan yang kita laksanakan adalah pengamalan pancasila. Pekerjaan dan tugas nasional yang saat ini harus kita laksanakan adalah mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

3.3 Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa
Persatuan dan kesatuan adalah alat ketahanan nasional dan juga budaya peradaban Bangsa Indonesia di antara budaya bangsa-bangsa lain dan bagaimana budaya Bangsa Indonesia itu berinteraksi dengan budaya yang beranekaragam itu.
Ada 2 prespektif budaya yaitu :
• Prespektif ke dalam : menyangkut peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa melalui pengembangan budaya yang bercorak nasional yang supraetnis.
• Prespektif ke luar : meningkatkan kemampuan budaya Indonesia yang modern untuk menghadapi budaya-budaya lain serta tantangan-tantangan dan juga agar dapat menggunakan peluang-peluang yang terdapat dalam era globalisasi demi eksistensi bangsa Indonesia dan demi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan yang ingin dicapai dari persatuan dan kesatuan bangsa adalah stabilitas yang merupakan salah satu persyaratan untuk menjalankan pembangunan. Stabilitas yaitu : segi keamanan, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan lainnya.

3.3.1 Budaya Nasional yang supraetnis
Budaya atau kebudayaan adalah semua yang dilakukan manusia dalam suatu kelompok untuk menciptakan kehidupan yang tujuan akhirnya memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada setiap anggota kelompok yang bersangkutan.
Didalam budaya terdapat 2 aspek yaitu :
• Aspek material : mengacu pada benda kongkret yang dihasilkan masyarakat.
• Aspek nonmaterial : mengacu kepada ciptaan yang abstrak yang dihasilkan oleh masyarakat seperti : adat kebiasaan, hukum, ide, nilai-nilai, dan kepercayaan.
Menurut Koentjaraningrat, unsur-unsur yang selalu hadir dalam setiap kebudayaan disebut semesta budaya. Semesta budaya terdiri dari :
1. Sistem religi dan keagamaan
2. sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Sistem kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia sebagai satu bangsa adalah melalui budaya dengan memberi warna, corak atau muatan kebangsaan / nasional kepada unsur-unsur tertentu dari budaya etnis.
Contoh yang dapat dilakukan sebagai upaya tersebut adalah :
• Bidang sastra dan pertunjukan etnis
Wayang Jawa dan Sunda dapat disampaikan dalam bahasa Indonesia, sehingga suku-suku lain dapat mengenal dan menikmatintya, dan akhirnya yang paling penting adalah merasa memilikinya.
• Bidang seni tari
Bagong Kusudiharjo menciptakan kreasi baru yang berakar pada seni tari atau budaya etnis Jawa dan hasil ciptaannya bahkan ada yang mendapat apresiasi dunia internasional.
• Bidang seni musik
Nortir Simanungkalit memadukan serta menyesuaikan alat-alat musik gondang Batak dengan alat-alat musik orkestra Barat untuk menyampaikan lagu-lagu tradisional Batak. Angklung Sunda telah menyebar kedaerah-daerah lain.

Sastra adalah salah satu sarana untuk menciptakan budaya nasional.Sastra nasional yang melingkupi bahasa indonesia berperan penting dalam menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan,maka dari itu perlu disadari dan dimanfaatkan sebesar-besarnya.

Bahasa indonesia sebagai salah satu unsur budaya yang sangat penting,daya cakup dan daya pemersatunya sangat kuat,apalagi dengan alat-alat komunikasi yang sangat canggih sekarang ini.Selain menjadi alat semata,bahasa Indonesia dewasa ini telah berhasil pula menjadi pendukung atau ciri identitas bangsa.Semakin banyak rakyat indonesia yang berbahasa indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa ibu,terutama yang berdiam di kota-kota yang menjadi pusat pemerintahan,politik,perdagangan,dan budaya.Pemakainya demikian bertumpang tindih dengan lapisan menengah dan bahkan kelompok elit masyarakat indonesia yang semakin bertumbuh dan yang di masa-masa mendatang semakin besar pengaruhnya dalam menentukan corak kehidupan dan budaya indonesia yang diharapkan sanggup memberikan respons terhadap tuntutan masa depan tersebut.

Jika diperhatikan dengan cermat,maka akan terlihat bahwa unsur-unsur budaya yang telah terintegrasi dalam budaya indonesia yang sekarang berasal dari budaya lain.Bahkan dalam banyak aspek kehidupan,kita hanya pemasok dan konsumen saja dari produk-produk budaya asing.Pengambilalihan unsur-unsur budaya asng tersebut kita lakukan secara sadar dan sengaja demi menciptakan budaya modern indonesia dan demi mempertahankan eksistensi kita sebagai satuan kultural dan bangsa.Akhirnya terciptalah budaya indonesia yang bercorak nasional dan juga becorak supraetnis tanpa ada maksud untuk mendegradasi budaya etnis dan menundukkannya kepada budaya nasional yang supraetnis itu.Sudah memang hakikat budaya bahwa dia akan selalu berubah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman.Sudah hakikat budaya pula bahwa jika dia mengisolasi diri,maka dia tidak akan bisa berkembang.

Komunitas baru bagi bangsa indonesia berarti masyarakat indonesia secara keseluruhan yang memperlakukan setiap warga negara RI sama tanpa membeda-bedakan latar belakang,bahasa,ras,suku,dan agama.Setiap warga negara akan merasa “di rumah’sendiri”dalam masyarakat yang demikian.Masyarakat indonesia yang berbudaya nasional yang supraetnis itu adalah masyarakat pancasila bukan masyarakat yang berlandaskan paham-paham yang lain.

Karena menjadi orang indonesia,kita harus siap untuk mengakomodasikan dan mengintegrasikan dalam diri kita konsep-konsep kehidupan modern karena budaya nasional indonesia yang supraetnis yang sedang kita kembangkan itu banyak bertumpu pada konsep-konsep kemodernan


3.3.2 Budaya Modern Nasional yang supraetnis
Sekarang ada baiknya kita menyinggung walaupun sepintas pengertian kemodernan dalam budaya.
Budaya Modern, menurut Sultan Takdir Alisjahbana, adalah budaya yang progresif dan dikuasai oleh ilmu dan teknologi. STA mengingatkan bahwa kita harus mengembangkan budaya Indonesia menjadi budaya modern. Karena jika kita tidak mengembangkan budaya Indonesia menjadi budaya moden dan tetap saja berpegang pada budaya tradisional Indonesia, yaitu budaya yang disebutnya budaya ekspresif itu, maka bangsa Indonesia akan dikalahkan oleh bangsa-bangsa lain yang lebih modern. Selanjutnya ia juga mengingatkan untuk kita tidak berpuas diri dengan budaya tradisional kita.
Koentjaraningrat, pakar antropologi dan budaya, melihat banyak hal dalam budaya tradisional Indonesia (termasuk budaya etnis tentunya) yang dapat menghambat pembentukan nilai-nilai budaya modern Indonesia.

Dalam pembahasan kelemahan mentalitas bangsa Indonesia dikemukakan bahwa bangsa Indonesia memiliki :
1. Nilai budaya yang tidak berorientasi terhadap hasil karya manusia sendiri
2. Orientasi terlalu ke arah ke zaman lampau, sehingga akan melemahkan kemampuan seseorang untuk melihat ke masa depan
3. Kecenderungan yang terlampau banyak menggantungkan diri pada nasib
4. Kecenderungan untuk menilai tinggi konsep sama-rata-sama-rasa
Cara untuk menghadapi budaya yang lebih unggul merupakan respon yang positif dan konstruktif menurut Toynbee. Bahwa kesadaran serta keinginan kita untuk mengembangkan budaya Indonesia menjadi budaya modern, dalam arti bahwa dalam budya tradisional atau asli Indonesaia perlu diadakan perubahan-perubahan, baik dalam nilai, mentalitas, maupun yang lain-lain, merupakan bagian dari semacam aksioma bahwa budaya harus berubah dan perubahan itu juga sulit ditentang.

Dalam perubahan budaya, ada yang akan tetap bertahan atau sama berubah, seperti syaraf kita dan hasil seni. Di zaman era globalisasi seperti sekarang ini, budaya Indonesia perlu dikembangkan sehingga unsur ipteknya juga di tingkatkan. Agar dapat terwujud, masayarakat Indonesia harus sadar iptek. Sadar iptek adalah sadar bahwa iptek itu :
1. Tanggam-budaya (sarat-budaya)
Terkait dengan nilai-nilai budaya tertentu dan oleh karena itu teknologi tidak dapat di ambil ahli begitu saja dari suatu budaya dan diterapkan di dalam budaya lain yang nilai-nilai nya jauh berbeda.
2. Dialektik
Iptek adalah berkat bersyarat, dengan kata lain selalu ada cost yang harus dibayar.
3. Ada yang bersifat transaintifik
Efek-efek penerapan teknologi tertentu tidak dapat diperhitungkan sebelumnya secara saintifik karena pengetahuan manusia di bidang sains belum mampu melihatnya (di luar kemampuan ilmu).
Bangsa Indonesia akan menguasai, menggunakan dan menguasai iptek. Bangsa Indonesia tidak akan seperti Gandhi yang mengganggap iptek barat adalah alat untuk mewujudkan dorongan untuk memuaskan keinginan konsumtif yang berlebihan. Ia juga menganjurkan untuk menghilangkan industri sama sekali karena industri jahat.
Bangsa Indonesia telah merumuskan fungsi iptek sehingga dapat mengangkal dampak negative nya. Iptek merupakan hasil akhir dari suatu proses yang panjang dan agar dapat menjadikannya bagian dari budaya dan kehidupan kita sehari-hari, maka kita memerlukan perubahan nilai dan perilaku. Berikut adalah seperangkat sikap dan nilai yang lebih sesuai dengan kehidupan modern, yaitu :
1. Terbuka terhadap inovasi dan perubahan
2. Menumbuhkan perhatian pada masalah-masalah di luar diri kita sendiri dan dengan demikian tumbuh sikap yang lebih demokratis.
3. Lebih berorientasi terhadap masa depan daripada masa lampau.
4. Mengahargai perencanan dan menjalankan kehidupan berdasarkan rencana yang dibuat.
5. Menggunakan potensi lingkungan secara arif dan tepat sehingga menjamin pembangunan berkelanjutan.
6. Mengandalkan perhitungan sehinga tidak tergantung nasib.
7. Menghargai martabat manusia (menjamin HAM dan keadilan).
8. Dapat melihat kegunaaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
9. Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
Daftar diatas hanyalah beberapa, karena selain nilai-nilai yang terdapat di atas, masih banyak nilai-nilai yang lain yang diperlukan untuk menjalani kehidupan modern

Contoh Penerapan 7 Unsur Kebudayaan terhadap Kebudayaan suku Bgu
Bahasa
Bahasa yang digunakan merupakan bahasa tipe Melanisia, Non Austronesia. Bahasa-bahasa lokal Irian
Sistem Organisasi / Kekerabatan
Sistem Penamaan mengikuti penamaan ala Eropa, yakni mengikuti nama keluarga ayah
Sistem Patrilinear
Sistem Virilokal, mewajibkan pengantin baru untuk tinggal di sekitar pusat kediaman keluarga suami
Jika menikah suku Bgu memiliki syarat penting bahwa mereka harus mengumpulkan mas kawin (krae). Krae terdiri atas rangkaian kerang dengan hiasan kerang besar bundar (sebkos), rangkaian gigi anjing yang disebut kdarf, ikat pinggang dari manik disebut bitem, dan tali kulit kayu disebut weimoki. Dan kadang-kadang ditambah uang.
Sistem Mata Pencaharian
Menanam, memanen dan meramu sagu
Berburu binatang seperti babi, kangguru, ular, kadal, kelelawar
Mencari binatang laut, seperti ikan, udang, kura-kura dan lain lain
Berkebun, pohon nangka, pisang dan kelapa
Sistem Religi
Secara resmi beragama kristen, namun ada berbagai kepercayaan dunia gaib
Sistem Teknologi
Penggunaan motor tempel kepada sampan-sampan yang membawa kopra (berton-ton) ke tempat yang dapat dilabuhi oleh kapal besar.
Kesenian
Berkembangnya kepercayaan animisme dan dinamisme sangat mempengaruhi seni rupa. Hal tersebut terlihat dari :
• Patung-patung dan motif ukiran yang dipahatkan berhubungan dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang
• Seni bangunan sebagai rumah tempat tinggal
Ex : rumbekwan, rumsram, sarmu, toro
Sistem Pengetahuan
Taraf pendidikan terlampau rendah

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari kelompok- kelompok etnis yang mempunyai latar belakang bahasa, ras, budaya dan agama yang berbeda-beda (bhinneka)
4.1.2 Unsur-unsur budaya yang supraetnis ini dapat berasal dari unsur-unsur budaya etnis setelah diberi warna dan muatan nasional sehingga daya cakupnya lebih luas dan dapat membantunya terciptanya budaya modern Indonesia
4.1.3 Unsur-unsur budaya supraetnis akan memberikan daya perekat (integratif) sehingga budaya nasional Indonesia yang supraetnis itu benat-benar dapat menjamin dan meningkatkan persatuan dan kesatuan di antara seluruh rakyat Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
Koentjaraningrat.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.1999.Jakarta:Djambatan
Koentjaraningrat.Pengantar Antropologi II.2002.Jakarta
Payung, Prof. Dr. Bangun.Budaya Indonesia yang Supraetnis.2002.Jakarta:Papas Sinar Sinanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar